TEMPO.CO, Jakarta – Cina mengungkap seorang warga negaranya yang berada di Italia direkrut oleh Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) untuk menjadi mata-mata.
Seperti dilansir CCTV dan dikutip Reuters pada Jumat 11 Agustus 2023, Zeng yang bekerja untuk kelompok industri militer, ditawari uang serta imigrasi ke AS sebagai imbalan atas informasi militer yang sensitif
Zeng dikirim ke Italia untuk melanjutkan pendidikan dan berkenalan dengan seorang pejabat kedutaan AS, kata laporan CCTV. Ia kemudian menandatangani perjanjian spionase dengan AS dan menerima pelatihan sebelum kembali ke Cina untuk melakukan kegiatan spionase, lapornya.
CCTV mengatakan “tindakan wajib” telah diambil terhadap Zeng, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Cina telah meningkatkan pengawasannya terhadap apa yang dianggapnya sebagai kegiatan spionase.
Awal bulan ini, kementerian keamanan Cina mengatakan negara harus mendorong warganya untuk bergabung dengan pekerjaan kontra-spionase. Ini termasuk membuat saluran bagi individu untuk melaporkan aktivitas mencurigakan, serta memuji dan memberi penghargaan kepada mereka.
Kementerian tersebut mengatakan sebuah sistem yang membuat massa berpartisipasi dalam kontra-spionase “normal” harus ditetapkan.
Bulan lalu, Cina memperkenalkan undang-undang anti-spionase yang melarang transfer informasi apa pun yang terkait dengan keamanan dan kepentingan nasional, tanpa mendefinisikan istilah-istilah tersebut.
Iklan
Undang-undang baru tersebut membuat khawatir Amerika Serikat. Sementara duta besar Uni Eropa untuk Cina mengatakan pada Mei bahwa dia tidak yakin keterbukaan ekonomi China sesuai dengan undang-undang kontra-spionase.
“Kami memiliki keprihatinan atas hal itu, tentu mendorong warga untuk memata-matai satu sama lain adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matt Miller.
“Kami memantau dengan cermat penerapan undang-undang kontra-spionase baru Cina seperti yang telah kami lakukan, yang seperti tertulis sangat memperluas cakupan kegiatan apa yang dianggap spionase,” katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina telah menangkap dan menahan puluhan warga negaranya dan asing karena dicurigai melakukan spionase. Ini termasuk seorang eksekutif di pembuat obat Jepang Astellas Pharma pada Maret. Wartawan Australia Cheng Lei, yang dituduh oleh Cina memberikan rahasia negara ke negara lain, telah ditahan sejak September 2020.
Deklarasi Cina bahwa mereka berada di bawah ancaman mata-mata datang ketika negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, menuduh negara Tirai Bambu itu melakukan spionase dan serangan dunia maya, tuduhan yang ditolak Beijing.
Pilihan Editor: Biden Masukkan Direktur CIA ke Kabinet, Berkat Pendekatannya dalam kasus Rusia dan China?
REUTERS
Quoted From Many Source