The Fed Masih Hawkish, Akankah Rupiah Tahan Banting Hari Ini?

Berita16 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang pekan lalu, rupiah terpantau hanya menguat tipis dalam melawan dolar Amerikat Serikat (AS). Mata uang garuda hanya menguat sekali dan terkoreksi dalam empat hari perdagangan.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.690/US$ atau melemah 0,26% pada perdagangan yang berakhir 10 November 2023. Hal ini meneruskan tren pelemahan rupiah yang terjadi selama empat hari terakhir dan semakin mendekati level psikologis Rp15.700/US$. Meski begitu, secara mingguan rupiah masih terapresiasi sebesar 0,22%.



Penyebab utama rupiah cenderung melemah selama empat hari beruntun datang dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang kembali dengan nada hawkish pasca Jerome Powell pidato.

Powell mengatakan bahwa saat ini Komite Pasar Terbuka Federal berkomitmen untuk mencapai kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2% seiring berjalannya waktu.

“Saya dan rekan-rekan saya merasa bersyukur dengan kemajuan ini, namun kami memperkirakan bahwa proses untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga 2% masih memerlukan perjalanan panjang,” tambahnya.

Menurut Powell jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, the Fed tidak akan ragu untuk melakukannya. “Namun, kami akan terus bergerak dengan hati-hati, sehingga memungkinkan kami mengatasi risiko disesatkan oleh data beberapa bulan yang bagus, dan risiko pengetatan yang berlebihan. Kebijakan moneter secara umum berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan,” tutur Powell.

Hal ini memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar khususnya di Indonesia karena jika The Fed menaikkan suku bunganya, maka selisih suku bunga acuan The Fed dengan Bank Indonesia (BI) akan semakin sempit yang berujung pada capital outflow dan semakin menekan pasar keuangan domestik termasuk rupiah

Baca Juga  Siap-Siap! Aksi Tutup Anak Cucu BUMN Sakit Terus Berlanjut

Beralih pada hari ini, Senin (13/11/2023) dari indikator ekonomi AS akan ada rilis mengenai ekspektasi inflasi untuk periode November 2023. Inflasi pada bulan ini diperkirakan bisa melandai ke 3,6% secara tahunan (yoy) dibandingkan sebelumnya 3,7% yoy, melansir dari forecast tradingeconomic.

Selanjutnya akan ada sejumlah pidato pejabat the Fed yang potensi akan memberikan pengaruh bagi pergerakan rupiah hari ini.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah kini semakin mendekati resistance Rp15.725/US$. Posisi ini merupakan area gap down yang terjadi pada 4 November 2023 lalu ketika rupiah menguat tajam, area ini juga bertepatan dengan garis rata-rata selama 200 jam atau moving average 200 (MA200). Area resistance perlu dicermati apabila dalam jangka pendek rupiah masih lanjut melemah.

Di lain sisi, area penguatan terdekat bisa dicermati pada support Rp15.675/US$. Nilai ini diperoleh dari garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20).




Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tren Rupiah Masih Melemah, Akankah Hari Ini Berbalik Arah?

(tsn/tsn)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *